
JAKARTA, lensakeadilan.com – Isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) kembali menggoyang Partai Golongan Karya (Golkar). Agenda intinya Munaslub akan jadi ajang melengserkan Bahlil Lahadalia dari posisi Ketua Umum.
Bahkan kabar santer yang berkembang, pergantian pucuk pimpinan Partai Beringin sudah direstui istana.
Tak ingin isu tersebut berkembang jadi liar dan makin meluas, sejumlah elite Partai Golkar termasuk Bahlil turun gunung mencoba meredam dan membantah tegas isu munaslub.
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia membantah keras rumor tersebut. “Masa mau dipercaya berita yang enggak ada sumbernya?”kata Bahlil dalam keterangan yang diterima, Senin (04/08/2025).
Bahlil menilai, informasi tersebut tidak berdasar dan tidak memiliki sumber yang jelas. Ia meminta publik tidak mudah percaya terhadap isu-isu liar yang beredar tanpa kejelasan.
“Inilah. Masa mau dipercaya berita yang enggak ada sumbernya, piye toh (gimana sih),”kata Bahlil.
Senada dengan Bahlil, Politisi Senior Partai Golkar Nurdin Halid menyebut, isu tersebut tidak berdasar, bernuansa provokatif, dan berpotensi merusak soliditas partai.
“Isu Munaslub Golkar itu hoaks. Isu murahan yang tidak perlu ditanggapi,”tegas Nurdin.
Menurutnya, wacana Munaslub sebagai upaya segelintir pihak yang frustasi dan haus kekuasaan. Lanjut, kata dia, gerakan tersebut tidak mencerminkan kondisi riil Partai Golkar yang saat ini solid dan terus melakukan konsolidasi di bawah kepemimpinan Bahlil.
“Isu ini dikembangkan oleh orang-orang yang frustasi dan kasak-kusuk mencari jalan pintas untuk merebut kekuasaan,”ungkap politisi asal Sulsel itu.
Dia menggarisbawahi, segala bentuk provokasi yang tidak berdasar, apalagi menyasar institusi politik strategis seperti Golkar, bisa berujung pada konsekuensi serius.
“Hati-hati. Jangan sampai niat jahat Anda justru berbalik merugikan diri sendiri. Golkar tidak akan membiarkan upaya pelemahan ini terus berlanjut,”tambahnya.
Nurdin juga menekankan, bahwa tidak ada satu pun alasan yang rasional untuk menggelar Munaslub. Kepemimpinan Bahlil dinilainya berjalan baik dan sesuai arah organisasi.
Mencuatnya isu tersebut membuat situasi Golkar menghangat. Sesama kader muncul kecurigaan. Namun Ketua DPP Partai Golkar, Nusron Wahid buru-buru membantah, adanya perpecahan internal di partai berlambang beringin.
Nusron secara tegas membantah, keterlibatannya dalam isu Munaslub maupun adanya komunikasi dengan pihak Istana terkait pergantian ketua umum.
“Pertama saya tidak tahu menahu tentang isu tersebut. Yang kedua, sampai hari ini tidak pernah ada pembicaraan di lingkungan Istana kepada saya ataupun kepada pihak-pihak lain di lingkungan Partai Golkar yang membicarakan tentang Munaslub,”ujar Nusron Wahid.
Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) itu menyatakan, fokus pembicaraannya di internal partai saat ini hanya pada isu strategis dan menyangkut kepentingan rakyat.
“Topik kita hari ini adalah topik tentang pengentasan kemiskinan. Topik tentang bagaimana kita mewujudkan swasembada pangan, topik kita tentang swasembada energi, topik tentang hilirisasi, topik tentang bagaimana mensukseskan perumahan 3 juta untuk rakyat miskin. Tidak ada topik-topik seperti yang saudara sebutkan tadi. Jelas,”tegas mantan wartawan ini.
Adapun, rumor Munaslub Partai Golkar mencuat ke permukaan. Dalam sebuah pemberitaan menyebutkan bahwa pihak istana merestui agar posisi Bahlil Lahadalia diganti dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar.
Sebagai informasi, Bahlil terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar melalui Munas XI pada 20-21 Agustus 2024 secara aklamasi menggantikan Airlangga Hartarto.
Kepengurusan Bahlil di Golkar, baru akan memasuki satu tahun masa kepemimpinan.
Meski sudah dibantah tegas, nyatanya isu tersebut makin berhembus kencang hingga menjadi pembahasan di ranah media sosial. Banyak netizen yang mengaitkan kedekatan antara Bahlil dengan mantan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi.
Salah satu momen yang menggambarkan kedekatan Jokowi dan Bahlil adalah saat Jokowi bercerita tak berdaya menghadapi manuver Bahlil. [**/GRW]